Tol Semarang-Solo seksi III ruas Bawen – Salatiga, diresmikan Presiden RI Ir Joko Widodo, Senin (25/9). Selesainya ruas tol tersebut sekaligus bukti percepatan pembangunan tol bisa dilakukan.
Jokowi mengapresiasi Tol Bawen Salatiga yang dikerjakan oleh gabungan konsorsium BUMN yakni Jasa Marga, pihak swasta dari Astra Infra, dan dari Provinsi Jawa Tengah melalui PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah.
“Yang diharapkan seperti itu. Pemerintah pusat, pemda, swasta, BUMN semua gabung. Kalau kita kerja di semua lokasi tol seperti itu akan cepat. Pembiayaannya cepat, mengerjakan konstruksinya cepat, pembebasan lahannya juga cepat. Jangan kalah dengan negara-negara lain,” ujar kepala negara.
Berpartner seperti pembangunan tol Bawen-Salatiga, lanjutnya, menjadi salah satu cara dalam mendapatkan pembiayaan. Cara lain yang bisa dilakukan adalah menjual obligasi atau dengan sistemlimited concession scheme (sistem pembiayaan skema konsensi terbatas). Sehingga, pemerintah tidak lagi mengandalkan pembiayaan infrastruktur dari pinjaman bank.
“Seringkali pembiayaan dan kecepatan tidak beriringan. Tapi model untuk mencari investasi sekarangscheme banyak sekali. Jangan hanya bergantung pada pinjaman bank,” pintanya.
Ditambahkan, sistem pembiayaan skema konsensi terbatas dapat dilakukan dengan cara menjual aset tol yang sudah selesai dikerjakan. Menjual dalam hal ini tidak langsung menghilangkan aset, tapi melalui cara konsesi dengan limit waktu yang sudah ditentukan. Hasilnya nanti, bisa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur di wilayah lain. Cara itu, sama dengan yang dilakukan oleh negara lain.
“Kalau tolnya sudah jadi, langsung dijual. Tapi bukan dijual langsung hilang. Misalnya dijual 20 tahun. Nanti dapat uang, bangun lagi di tempat lain. Negara lain juga seperti itu. Tidak perlu memiliki tapi bisa memanfaatkan. Tapi tetap milik kita, milik pemerintah Republik Indonesia. Barangnya sudah di situ kok,” urai dia.
Keberadaan tol, menurut Jokowi sangat penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Apalagi, biaya logistik di Indonesia masih dua sampai dua setengah kali lipat lebih mahal dibandingkan Singapura dan Malaysia. Kondisi itu mengakibatkan harga berbagai komoditas yang dijual, tidak kompetitif.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo yang mendampingi presiden menyampaikan, beberapa waktu lalu tol seksi III Bawen-Salatiga sempat menghebohkan karena tingginya antusiasme masyarakat untuk turun di gerbang tol demi berswafoto. Antusiasme tersebut sampai menimbulkan kekhawatiran terjadinya kemacetan saat musim arus mudik dan balik pada Juni lalu.
“Kami sampai harus menurunkan tim agar standby hanya untuk mengatur orang supaya tidak terlalu banyak yang selfi di gerbang tol, agar tidak macet,” bebernya.
Untuk menyosialisasikan keberadaan tol Bawen-Salatiga, terang Ganjar, pada akhir Agustus lalu diselenggarakan Festival Jalan Tol. Event tersebut antara lain diisi dengan kegiatan bersepeda, lari dan kuliner.
Setelah pengerjaan tol seksi III Bawen-Salatiga selesai, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU PR) mengejar penyelesaian ruas Salatiga – Solo sepanjang 32 km. Menteri PU PR menargetkan, tahun depan sebelum lebaran, tol Salatiga – Solo sudah bisa dioperasionalkan secara fungsional.
“Mudah-mudahan tahun depan Salatiga – Solo sepanjang 32 km bisa kita selesaikan. Tadi lihat ke lapangan,10 hari bisa kita selesaikan 300 meter dengan alat yang baru. Sehingga 32 km mungkin kita selesaikan dalam tiga bulan. Sebelum mudik, akan fungsional,” harap gubernur. (don).
0 komentar:
Posting Komentar